PENGARUH
GAYA KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Disusun Oleh
Indra Saputra (01121002099)
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Sriwijaya
Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam menghadapi persaingan di era global perusahaan
dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat
menyebabkan perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan daya saing dalam
rangka menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan merupakan salah satu
organisasi yang menghimpun orang-orang yang biasa disebut dengan karyawan atau
pegawai untuk menjalankan kegiatan rumah tangga produksi perusahaan. Hampir di semua
perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan dan nilai bagi
perusahaan, dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan. Karyawan
atau pegawai merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju mundurnya suatu
perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan diperlukan karyawan yang sesuai
dengan persyaratan dalam perusahaan, dan juga harus mampu menjalankan
tugas-tugas yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Kemampuan karyawan tercermin dari kinerja, kinerja
yang baik adalah kinerja yang optimal. Kinerja karyawan tersebut merupakan
salah satu modal bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sehingga kinerja
karyawan adalah hal yang patut diperhatikan oleh pemimpin perusahaan. Kinerja
karyawan merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya untuk mencapai target kerja. Karyawan dapat bekerja
dengan baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja
yang baik. Kinerja karyawan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuannya.
Rumusan Masalah
Keberhasilaan suatu perusahaan ditunjang oleh peran
dari seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan dalam mempengaruhi bawahannya.
Untuk mewujudkan gaya kepemimpinan yang efektif diperlukan pemimpin yang
berkualitas dan professional yang mampu memotivasi bawahan agar dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan tersebut. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda. Dimana gaya pemimpin yang otoriter akan menyebabkan kinerja
karyawan terganggu. Sehingga karyawan yang bekerja akan menjadi tertekan dan
kurang bersemangat untuk bekerja.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan
adalah kepuasan kerja karyawan. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan
kepuasan kerja karyawan PT.Primissima yang harus mendapat perhatian yaitu masih
ditemukannya penempatkan orang yang tidak pada tempatnya yakni tidak sesuai
dengan jabatan atau kemampuan kerjanya, kurangnya penghargaan terhadap karyawan
yang berkinerja baik dan uang jam lembur terlalu sedikit sehingga beberapa
karyawan sering mengambil jam lembur untuk menambah penghasilan mereka. Menurut
salah satu pegawai PT.Primissima yaitu bapak Marno menyatakan “Sekitar 5 tahun
terakhir ini para karyawan yang berprestasi baik, tidak pernah lagi diberi
reward dari pimpinan dan sekarang sudah jarang adanya pemeriksaan kesehatan
secara rutin setiap bulan tetapi pemeriksaannya dilakukan sekitar 3-4 bulan sekali
seperti pengontrolan THT, paru-paru dan lain-lain”.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kinerja
karyawan adalah faktor lingkungan kerja. Lingkungan kerja juga berperan dalam
mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan yang
dibina dalam perusahaan primissima diperlukan untuk mencapai tujuan
perusahaan, karena dengan lingkungan kerja yang nyaman, aman dan fasilitas
karyawan yang terpenuhi akan mendorong karyawan untuk melakukan pekerjaan
dengan optimal. Lingkungan kerja di PT.Primissima yang kurang kondusif dapat
dilihat dari: AC di beberapa ruangan ada yang mati, udara di ruang produksi banyak
kapas yang beterbangan sehingga karyawan yang bekerja dibagian tersebut harus
memakai masker, dibeberapa ruangan masih ada yang pengap sehingga menimbulkan
bau, dan sesame karyawan harus memiliki hubungan baik ketika bekerja atau
disaat berkomunikasi.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan; mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan; mengetahui pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan; serta mengetahui pengaruh gaya
kepemimpinan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja secara simultan terhadap
kinerja karyawan PT.Primissima di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut Hadari Nawawi (2006: 63) adalah “Kinerja
dikatakan tinggi apabila suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang
tepat atau tidak melampui batas waktu yang disediakan”. Sedangkan menurut
Suyadi Prawirosentono (2008: 2) “Kinerja atau dalam bahasa inggris adalah performance”,
yaitu hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Seperti telah dijelaskan bahwa yang memegang peranan
penting dalam suatu organisasi tergantung pada kinerja pegawainya. Agar pegawai
dapat bekerja sesuai yang diharapkan, maka dalam diri seorang pegawai harus
ditumbuhkan motivasi bekerja untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan.
Apabila semangat kerja menjadi tinggi maka semua pekerjaan yang dibebankan kepadanya
akan lebih cepat dan tepat selesai. Pekerjaan yang dengan cepat dan tepat
selesai adalah merupakan suatu prestasi kerja yang baik.
Tinjauan Pustaka
Kata “memimpin” menurut Wahjosumidjo mempunyai arti
memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan, dan berjalan di depan (precede).
Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam
mencapai tujuan (2010: 104).
Kepemimpinan secara umum, merupakan pengaruh, seni
atau proses mempengaruhi sekelompok orang, sehingga mereka mau bekerja dengan
sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompok yang berarti kemampuan seseorang
yang sanggup meyakinkan orang lain dan memotivasi individu-individu supaya
bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan
perusahaan yang diinginkan. Sedangkan kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai
kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan untuk pencapaian tujuan
bersama atau organisasi (Sobri dkk, 2009:72).
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
diinginkan oleh sesorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain seperti yang ia lihat (Miftah Thoha, 2006: 49). Sedangkan
kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang demokratis mendorong kelompok
diskusi dan pembuat keputusan, lebih bersikap objektif dari dalam pemberian
pujian dan kritik, serta menjadi satu dengan kelompok dalam hal memberikan
spirit (2006: 5). Dengan demikian perilaku kepemimpinan akan tercermin dari
gaya kepemimpinan yang muncul pada saat memimpin bawahannya. Dalam mempengaruhi
kinerja bawahannya diperlukan gaya kepemimpinan yang efektif.
Kepuasan kerja (job statsfaction) adalah keadaan
emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara lain
nilai balas jasa kerja karyawan dari perusahaan atau organisasi dengan tingkat
nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan ini, baik yang berupa
finansial maupun non financial (Susilo Martoyo, 2000: 142). Kepuasan kerja
menjadi masalah yang cukup menarik dan penting karena terbukti besar manfaatnya
baik bagi kepentingan individu, perusahaan atau organisasi. Bagi individu,
penelitian tentang sebab-sebab dan sumber-sumber kepuasan kerja memungkinkan
timbulnya usaha-usaha peningkatan kebahagian taraf hidup. Sedangkan bagi
perusahaan atau organisasi, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka
usaha peningkatan produksi dan pengurangan biaya melalui perbaikan sikap dan
tingkah laku karayawannya (Moh As’ad, 1995: 102).
Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari lingkungan.
Manusia dalam bekerja juga berada dalam suatu lingkungan yang disebut dengan
lingkungan kerja. Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Menurut Alex Soemadji Nitisemito (2001:
110) “Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan dan
dapat mempengaruhi
karyawan dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan”. Lingkungan kerja yang kondusif
akan dapat memberikan rasa aman dan memungkinkan para karyawan/pegawai untuk dapat
berkerja optimal. Jika karyawan/pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia
bekerja, maka karyawan/pegawai tersebut akan betah di tempat kerjanya untuk
melakukan aktivitas sehingga waktu kerja yang dipergunakan secara efektif dan
optimis akan menciptakan prestasi kerja karyawan atau pegawai yang tinggi.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 17) yang menyatakan bahwa “Penelitian ex-post
facto adalah model penelitian tentang variabel yang kejadiannya sudah terjadi
sebelum penelitian dilaksanakan”. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah karyawan
PT.Primissima sebanyak 977 responden. Pengambilan sampel sebanyak 258 responden
dengan teknik proportional random sampling. Metode pengumpulan data berupa
angket, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan analisis
regresi ganda yang sebelumnya dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas, uji
linearitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas.
Hasil dan Pembahasan
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu
gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Untuk mendeskripsikan
dan menguji hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam
penelitian ini, akan disajikan deskripsi data yang meliputi nilai mean (M), median
(Me), modus (Mo) dan standar deviasi (SD).
Gaya Kepemimpinan
Data gaya kepemimpinan sebanyak 11 butir pertanyaan
dengan responden sebanyak 258 karyawan. Analisis deskripsi data gaya
kepemimpinan diperoleh nilai maksimum 37, minimum 19, mean 26,87, median 27,
modus 22, standar deviasi 4,389. Setelah dilakukan perhitungan kecenderungan
pada variabel gaya kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Distribusi Kecenderungan Gaya Kepemimpinan
No
|
Kategori
|
F
|
Persentase (%)
|
1
|
Tinggi
|
46
|
17,83
|
2
|
Cukup
|
91
|
35,27
|
3
|
Rendah
|
90
|
34,88
|
4
|
Kurang
|
31
|
12,02
|
Jumlah
|
258
|
100
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi kinerja karyawan mempunyai kategori
tinggi sebesar 46 (17,83%), kategori cukup sebesar 91 (35,27%), kategori rendah
sebesar 90 (34,88%) dan kategori kurang sebesar 31 (12,02%).
Kepuasan
Kerja
Data kepuasan
kerja sebanyak 10 butir pertanyaan dengan responden sebanyak 258 karyawan.
Analisis deskripsi data kepuasan kerja diperoleh nilai maksimum 35, minimum 18,
mean 24,63, median 24, modus 19, standar deviasi 4,038. Setelah dilakukan
perhitungan kecenderungan pada variabel kepuasan kerja dapat dilihat pada tabel
2 tersebut. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi kepuasan
kerja mempunyai kategori tinggi sebesar 22 (8,52%), kategori cukup sebesar 66
(25,59%), kategori rendah sebesar 89 (34,50%) dan kategori kurang sebesar 81
(31,39%).
Tabel
2. Distribusi Kecenderungan Kepuasan Kerja
No
|
Kategori
|
F
|
Persentase (%)
|
1
|
Tinggi
|
22
|
8,52
|
2
|
Cukup
|
66
|
25,59
|
3
|
Rendah
|
89
|
34,50
|
4
|
Kurang
|
81
|
31,39
|
Jumlah
|
258
|
100
|
Lingkungan
Kerja
Data lingkungan
kerja sebanyak 13 butir pertanyaan dengan responden sebanyak 258 karyawan. Analisis deskripsi data lingkungan
kerja diperoleh nilai maksimum 44, minimum 21, mean 31,58, median 31, modus 31,
standar deviasi 5,672. Setelah dilakukan perhitungan kecenderungan pada
variable lingkungan kerja dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Distribusi
Kecenderungan Lingkungan Kerja
No
|
Kategori
|
F
|
Persentase (%)
|
1
|
Tinggi
|
38
|
14,73
|
2
|
Cukup
|
70
|
27,14
|
3
|
Rendah
|
82
|
31,78
|
4
|
Kurang
|
68
|
26,35
|
Jumlah
|
250
|
81,00
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi lingkungan kerja mempunyai kategori
tinggi sebesar 38 (14,73%), kategori cukup sebesar 70 (27,14%), kategori rendah
sebesar 82 (31,78%) dan kategori kurang sebesar 68 (26,35%).
Kinerja
Karyawan
Data kinerja
karyawan sebanyak 10 butir pertanyaan dengan responden sebanyak 258 karyawan.
Analisis deskripsi data kinerja karyawan diperoleh nilai maksimum 33, minimum
17, mean 25,07, median 25, modus 24, standar deviasi 3,636. Setelah dilakukan
perhitungan kecenderungan pada variable kinerja karyawan dapat dilihat pada
tabel 4 berikut:
Tabel 4. Distribusi Kecenderungan
Kinerja Karyawan
No
|
Kategori
|
F
|
Persentase (%)
|
1
|
Tinggi
|
46
|
17,83
|
2
|
Cukup
|
91
|
35,27
|
3
|
Rendah
|
90
|
34,88
|
4
|
Kurang
|
31
|
12,02
|
Jumlah
|
258
|
100
|
Berdasarkan
tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi kinerja karyawan mempunyai kategori
tinggi sebesar 46 (17,83%), kategori cukup sebesar 91 (35,27%), kategori rendah
sebesar 90 (34,88%) dan kategori kurang sebesar 31 (12,02%).
Dalam penelitian
ini uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji heteroskedastisitas,
dan uji kolonieritas sudah terpenuhi. Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan
dengan analisis regresi ganda yang bertujuan untuk membuktikan pengaruh gaya kepemimpinan, kepuasan
kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT.Primissima.
Pengaruh
Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan nilai thitung
sebesar 4,525 dengan nilai sig. 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (p < 0,05) dan koefisien regresi (b1) sebesar 0,210
mempunyai nilai positif, maka dapat menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan tehadap
kinerja karyawan. Hasil penelitian ini dapat membuktikan hipotesis pertama yang
dikemukakan dalam penelitian. Dengan adanya pengaruh positif ini, berarti bahwa
antara gaya kepemimpinan tehadap kinerja karyawan menunjukkan hubungan yang
searah. Artinya semakin baik atau tinggi persepsi karyawan mengenai gaya
kepemimpinan seorang pimpinan maka semakin banyak yang suka atau menghormati
sehingga kinerja yang dimiliki karyawan akan optimal. Variabel gaya
kepemimpinan mempengaruhi kinerja karyawan. Besarnya kontribusi yang diberikan
variabel gaya kepemimpinan sebesar 6,14%.
Gaya
kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini memperkuat teori
yang disampaikan Miftah Thoha (2006: 50), bahwa “Kepemimpinan demokratis adalah
pemimpin yang demokratis mendorong kelompok diskusi dan pembuat keputusan, lebih
bersikap objektif dari dalam pemberian pujian dan kritik, serta menjadi satu
dengan kelompok dalam hal memberikan spirit”. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kontribusi yang diberikan variabel gaya kepemimpinan sangat
rendah yaitu sebesar 6,14%. Dimana pimpinan PT.Primissima kurang memberikan
perhatian dan dorongan kepada karyawan, seperti: sekarang sudah jarang adanya
pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap bulan tetapi pemeriksaannya dilakukan
sekitar 3-4 bulan sekali seperti pengontrolan THT, paru-paru dan lain-lain.
Pimpinan selalu memberikan dorongan (motivasi) kepada bawahan dan membina
setiap staf untuk berkembang secara optimal. Dengan demikian, seorang pimpinan
dapat dikatakan sebagai penggerak dari keberhasilan kerja organisasi atau
perusahaan.
Pengaruh Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kepuasan kerja
terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan nilai thitung sebesar 4,976
dengan nilai sig. 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(p < 0,05) dan koefisien regresi (b2) sebesar 0,252 mempunyai nilai positif,
maka dapat menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
kepuasan kerja tehadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini dapat membuktikan
hipotesis kedua yang dikemukakan dalam penelitian. Dengan adanya pengaruh
positif ini, berarti bahwa antara kepuasan kerja tehadap kinerja karyawan
menunjukkan hubungan yang searah. Artinya semakin tinggi kepuasan kerja
karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. Variabel kepuasan kerja
mempengaruhi kinerja karyawan. Besarnya kontribusi yang diberikan variabel gaya
kepemimpinan sebesar 7,62%.
Kepuasan kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja karyawan. Hal ini memperkuat teori yang disampaikan T. Hani
Handoko (2000: 193), bahwa “Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang
pekerjaan mereka”. Karyawan PT. Primissima belum merasa puas, dimana salah satu
karyawan yaitu bapak Marno menyatakan bahwa “Sekitar 5 tahun terakhir ini para
karyawan yang berprestasi baik, tidak pernah lagi diberi reward dari pimpinan.
Dengan demikian pihak perusahaan harus selalu memperhatikan kepuasan kerja
karyawannya seperti pemberian reward (penghargaan) karena kalau karyawannya
merasa puas maka yang akan merasa untung adalah perusahaannya itu sendiri.
Selain itu karyawan yang merasa puas dalam bekerja senantiasa akan selalu
bersikap positif dan selalu mempunyai kreativitas yang tinggi.
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan. Hal ini ditunjukkan nilai thitung sebesar 4,490
dengan nilai sig. 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05
(p < 0,05) dan koefisien regresi (b3) sebesar 0,161 mempunyai nilai positif,
maka dapat menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
kepuasan kerja tehadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini dapat membuktikan
hipotesis ketiga yang dikemukakan dalam penelitian. Dengan adanya pengaruh
positif ini, berarti bahwa antara lingkungan kerja tehadap kinerja karyawan
menunjukkan hubungan yang searah. Artinya semakin aman, nyaman dan fasilitas
karyawan terpenuhi maka semakin optimal/tinggi kinerja karyawan. Variabel
lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Besarnya kontribusi yang
diberikan variabel gaya kepemimpinan sebesar 7,08%.
Jadi pihak
perusahaan harus lebih selalu menjaga kondisi lingkungan kerja yang aman, nyaman
dan fasilitas karyawan terpenuhi. Dimana karyawan/pegawai akan merasa betah di tempat kerjanya untuk
melakukan aktivitas sehingga waktu kerja yang dipergunakan secara efektif dan optimis
akan menciptakan prestasi kerja karyawan/pegawai yang tinggi. Dengan demikian Lingkungan
perusahaan atau pabrik yang merupakan lingkungan kerja karyawan akan
berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan/pegawai.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Lingkungan Kerja secara
simultan terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil perhitungan
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel gaya
kepemimpinan (X1), kepuasan kerja (X2), dan lingkungan kerja (X3) secara simultan
terhadap variabel kinerja karyawan (Y), dengan hasil pengujian diperoleh nilai
Fhitung sebesar 22,252 dan Ftabel sebesar 2,650. Dengan signifikansi sebesar
0,000 Oleh karena Fhitung > Ftabel (22,252 > 2,650) dengan nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Dari pengaruh
tersebut diatas ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,208
atau 20,81% sedangkan sisanya sebesar 79,19% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kesimpulan
1.
Ada pengaruh
positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
PT.Primissima. Hal ini ditunjukkan oleh nilai thitung > ttabel (4,525 >
1,645) dengan nilai sig. 0,000 (p <
0,05), maka Ha1 diterima.
2.
Ada pengaruh
positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT.Primissima
yang ditunjukkan oleh nilai thitung > ttabel (4,976 > 1,645) dengan nilai
sig. 0,000 (p < 0,05), maka Ha2 diterima.
3.
Ada pengaruh
positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
PT.Primissima yang ditunjukkan thitung > ttabel (4,490 > 1,645) dengan
nilai sig. 0,000 (p < 0,05), maka Ha3 diterima.
4.
Ada pengaruh
positif dan signifikan gaya kepemimpinan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja
secara simultan terhadap kinerja karyawan PT.Primissima yang ditunjukkan oleh
Fhitung sebesar 22,252 yang lebih besar dari Ftabel 2,650 serta nilai
signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,208 menunjukkan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan, kepuasan kerja dan lingkungan kerja sebesar 20,81% sedangakan
sisanya sebesar 79,19% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
penelitian ini.
Saran
1.
Gaya Kepemimpinan
Perlunya
meningkatkan peran dari seorang pimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan
PT.Primissima. Melihat bahwa gaya kepemimpinan masih dalam kategori rendah dan
termasuk gaya kepemimpinan demokratis. Pimpinan PT.Primissima lebih memberikan
perhatian kepada karyawannya, seperti perhatian terhadap pemeriksaan kesehatan;
pemberian uang lembur untuk karyawan ditambah, pemberian kompensasi dan imbalan
sebagai pendorong semangat. Selain itu pimpinan juga harus lebih mengembangkan
semangat kebersamaan dan memotivasi pengikutnya untuk bekerja keras.
2.
Kepuasan Kerja
Pihak
PT.Primissima sebaiknya lebih memperhatikan terhadap karyawan yang berprestasi
baik dengan memberikan reward (penghargaan). Hal ini dapat memotivasi karyawan
untuk meningkankan kinerjanya agar lebih baik lagi. Pihak PT.Primissima sebaiknya
mengerti apa yang dibutuhkan para karyawan dan mengetahui keinginan-keinginan
apa yang membuat karyawan merasa puas sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
3.
Kondisi lingkungan kerja karyawan
Kondisi
lingkungan kerja karyawan perlu
ditingkatkan agar lebih kondusif sehingga mampu memberikan suasana kerja yang
nyaman dan berdampak positif pada pengembangan kinerja karyawan.
4.
Kinerja Karyawan
Karyawan
PT.Primissima perlu meningkatkan kinerja terutama dalam hal mencapai target
kerja serta kemampuan dalam menyelesaikan pekerjaan dan sikap kerjasama
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan.
Daftar Pustaka
Alex
Soemadji Nitisemito. (2001). Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia
Hadari
Nawawi. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan
Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Miftah
Thoha. (2006). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Moh
As’ad. (1995). Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty
Sobri,
dkk. (2009). Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo
Suharsimi
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta:
Rineka cipta
Susilo
Martoyo. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Suyadi
Prawirosentono. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia “Kebijakan Kinerja
Karyawan”. Yogyakarta: BPFE
Wahjosumidjo.
(2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta:
PT Raja Grafindo Parsada
Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia “Teori, Aplikasi dan Penelitian”. Jakarta: Sale
mba
Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar